Wed. Sep 10th, 2025

Cerita Dewasa 18+ – Nama saya jeny, saat ini saya bekerja di mitra adiperkasa salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi di Indonesia. Ceritanya ini. Dalam satu pagi saya ditelepon oleh satu orang kawan lama saya yang
bernama Roni, yang baru hadir dari Jakarta untuk satu kepentingan. Sesampainya disana nyatanya rekan saya sudah lama menanti di kamarnya, serta saya juga masuk,
Tapi selang beberapa saat, Roni pamit jika ia ada janji ingin pergi ke kantor temannya di Jl.Anugrah Indah serta saya juga menanti di kamarnya sampai Roni pulang.

Nyatanya menanti adalah satu yang benar-benar menyebalkan, tidak berasa sudah satu jam kupindah-pindahkan kanal tv dari CNN sampai STAR TV, tetapi semua berasa membosankan, hingga dalam satu saat bel di kamar mengeluarkan bunyi, ting tong.. ting tong, malas kubuka pintu. Kelihatan sesosok badan wanita dengan tinggi kira-kira 167 cm dengan rok span serta baju kerja, seksi dengan dada kupikir seputar 36B.

“Permisi, ingin berjumpa Bapak Roni ada?” tanyanya.
“Mm.. oh Bapak Roni sedang pergi ke Jl.Anugrah Indah, ada janji?” tanyaku.
“Ya.. bisa saya menanti?” tanyanya.
“Silakan”, jawabku sekalian ajak ia masuk.
Wanita itu juga masuk serta duduk di sofa. Jam waktu itu menunjukkan pukul 10 pagi.
“Mbak ini siapa ya?” tanyaku membulatkan tekad.
“Saya Jeny, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Roni ke mari”, jawabnya.
“Ooo.. kenalkan saya Denny, rekan Roni.”

Jeny memang figur wanita baik. Tidak hanya anggun, ia cantik, jika disaksikan seperti Drew Barrymore. Jam tunjukkan jam 11.00, serta Herry belum pulang juga. Saya telah resah , soalnya di kamar hotel ini bersama dengan satu orang wanita cantik. Perlahan kuberanikan untuk duduk di samping Jeny.

“Mmm.. bagaimana ya Mbak.. kok belum hadir Roni”, kataku buka kebisuan.
“Ah.. tidak apa kok, kan ada Mas Denny”, jawabnya sekalian menggenggam tanganku.
Wah lampu hijau nih pikirku. Edan juga nih orang, saya sempat gugup digenggam seperti begitu.
“Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. dimana sich tempatnya?” tanyanya manja.
“Di situ tuh”, kataku cuek.
“Nitip tasnya ya!” tuturnya , serta Jeny juga masuk ke kamar kecil.
“Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa..” jeritnya dari dalam kamar mandi.
Kupikir tidak mungkin sich di hotel bintang lima jenis ini ada kecoa. Tetapi saya bangun ke arah kamar mandi. Baru sampai di muka pintu kamar mandi Jeny telah menarik tanganku.
“Masuk.. sini..” tuturnya sekalian tutup pintu. Kulihat Jeny telah melepas rok spannya, tinggal CD sama pakaian saja. Serta ia juga langsung mencium mulutku. Saya yang belum siap mental justru menghindarkan ciumannya. “Mana kecoanya?” tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali ini sich saya dibegitukan oleh wanita.
“Ini nih masuk ke celana”, jawabnya cuek.

Ia terus berupaya menciumi mulutku, lama kelamaan saya terangsang juga. Gantian kuciumi mulutnya. Seputar tiga menit acara pagut-memagut itu juga berjalan. Kupraktekan langkah mencium yang seringkali kulihat di film porno. Selanjutnya tanganku juga selekasnya merambah bukit kembarnya dari celah-celah pakaiannya. Edan benar ini anak, nyatanya ia tidak menggunakan BH. Langsung kumainkan bukit kembarnya serta kupelintir sedikit-sedikit putingnya. Berasa putingnya mengeras, kata orang sich sinyal pertanda telah terangsang. “Awww.. pelan-pelan dong Den”, protesnya waktu kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang tahap, Jeny juga hanya mendesah, “Aah.. hmm.. ahh.. Deenn..” langsung kubuka pakaiannya serta makin terpajang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi ke-2 bukit kembarnya serta kujilat-jilat putingnya, kembali lagi ia bergumam, “Terus Den.. ahh.. ouchh..” saya meneruskan menciumi pusarnya, terus ke bawah pusarnya. Terpajang dengan jelas rambut tipis berupa segitiga di pangkal pahanya. Kujilati sepuas-puasnya.

Kemudian ia kubimbing duduk di samping bathtub serta duduk disana. Terus ia kusuruh buka pahanya. Ooh, semacam ini toh liang kemaluan wanita. Soalnya seumur-umur baru kesempatan ini saya lihat langsung yang asli. Langsung kulihat dari dekat. “Kok diliatin doang Denn.. dijilatin donk”, kata Jeny. Saya diam saja, terus kusibakan bibir kemaluannya serta kelihatan disana daging yang mencolok. Mungkin ini yang disebutkan klitoris pikirku. Terus dengan iseng kupelintir daging itu pelan-pelan. “Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin klitorisku ahh”, wah benar pikirku. Terus perlahan-lahan kupegangi dalamnya, kok cukup lembab serta basah. Wah rupanya Jeny terangsang berat nih. Kulihat lebih dekat , mendadak saja tangan Jeny memasukkan kepalaku ke pangkal pahanya. “Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal, begitu dong.. waktu hanya diliatin aja”, saya juga terus menjilati ke-2 bibir kemaluannya. Mmm.. terus kujilati klitorisnya serta cairan yang berada di situ rasa-rasanya asin-asin nikmat serta baunya itu loh buat batang kemaluanku makin mengeras saja. Terus kujilati dengan ganas klitorisnya sekalian kugigit sedikit. “Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy.. akkhh.. akkuu.. akkh.”

Kelihatan cairan makin deras saja yang keluar serta Jeny makin memasukkan kepalaku ke kemaluannya. Wah rupanya Jeny telah klimaks nih, “Ahh.. Denn ouchh.. saya keluarr..” tuturnya. Kujilati semua cairan yang keluar dari kemaluan Jeny. Terus ia juga berdiri serta ke arah ke tempat tidur. Wah edan juga nih wanita, waktu saya dianggurin, pikirku. Saya terus ikuti ia pergi ke tempat tidur. Rupanya ia duduk di samping tempat tidur. “Sini deh Den.. gantian saya yang mainin kontolmu”, tuturnya. Saya menurut saja serta saya rebahan dalam tempat tidur dengan kaki di lantai. Terus Jeny mulai mainkan kemaluanku di luar celana dalam. Ia jilati batang kemaluanku yang barusan tegang, terus dibukanya CD-ku gunakan giginya. “Wah nih orang tentu umumnya lihat film-film gituan”, pikirku. Sesudah CD-ku terlepas, gantian ia mainkan kantong kemaluanku, ia jilati ke atas serta ke bawah. Rasa-rasanya benar-benar mengagetkan. Terus ia pegangi batangku dengan ke-2 tangannya serta dijilat-jilatin kepalanya sekalian matanya lihat ke arahku. Langsung ia benamkan semua batang kemaluanku ke mulutnya serta dikocok-kocok gunakan mulutnya yang mungil. “Oohh.. Jeny.. akhh.. uhh”, desahku rasakan nikmat di sekujur batangku. Sekalian terus mengulum-ngulum batang kemaluanku, ia juga memijit-mijit buah kemaluanku, rasa-rasanya linu-linu nikmat.

Sesudah berjalan 5 menit, Jeny mulai jemu dengan permainannya. “Den, kita main beneran yuk”, tuturnya. Saya juga tanpa ada berpikir langsung menjawab dengan semangat 45, “Ayoo!” Jeny langsung duduk di atas pahaku serta menggenggam batang kemaluanku sekalian ditempatkan ke lubang kemaluannya. Bless.. semua batang kemaluanku masuk ke liang kemaluannya. Berasa lembab serta nikmat tidak dapat dilukiskan dengan beberapa kata. “Ahh.. mm.. uhh.. aahh..” desah Jeny sekalian merem melek nikmati pergeseran batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tidak lupa tangannya juga ikutan memegangi ke-2 buah dadanya. “Ohh.. Denny.. akhh.. uhh.. yeahh.. Dennyy.. ahh.” Saya juga dengan reflek menyeimbangi permainannya dengan menaik-turunkan batang kemaluanku, hingga terdengar bunyi pluk.. pluk.. saat batang kemaluan serta liang kemaluan bertabrakan. “Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh..” desah Jeny.

Jeny juga semakin menjadi-jadi, ia juga selanjutnya memegangi rambut kepalanya serta kurasakan gerakannya makin liar, “Ahh.. uhh.. ahh.” Saya membantu merangsangnya dengan memegangi ke-2 payudaranya. Selang beberapa saat Jeny juga menjerit, “Dennyy.. ahh.. ouhh.. akuu.. ingin.. keluar.. ahh..” Di kepala batang kemaluanku juga berasa ada saluran yang tidak bisa dibendung , “Kita keluar saling Jenn.. ahh.. ouhh..” Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku serta mengakibatkan kepala batang kemaluanku tidak bisa meredam saluran yang deras dari dalam batang kemaluanku. “Ahh.. saya keluarr.. Jeny”, teriakku. “Akuu.. jugaa.. Denny.. akhh.” Selanjutnya kami juga lemas serta tertidur sampai jam 5 sore.

Sampai mendadak terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah edan nih, Roni pulang. Langsung kubangunkan, “Jeny.. Jenn.. Jeny.. bangun..” nyatanya Jeny tidur dengan nyenyaknya. Saya cuek saja soalnya sulit jika membangunkan orang yang tidur dengan berjuta kesenangan. Pada akhirnya pintu hotel kubuka, nyatanya wanita bule yang mengetuk pintu. “Excuse me.. Is this Mr. John’s Room, 513?” tanyanya. “Oh.. No, I think.. its beside this room”, jawabku sekenanya serta wanita bule itu juga pergi ke kamar samping. Sesudah dibel berulang-kali nyatanya tidak ada orangnya. Ia juga pergi ke arahku . “He is not in his room”, tuturnya. “Bisa sa.. ya.. nantikan di sini?” tuturnya. Wah juga bisa ia ngomong Indonesia, pikirku. “Oh.. sure.. tentu”, kataku. “silakan masuk.” Ia juga duduk di sofa. Sebab kamar ini terhitung luas, seputar 7×7 mtr., karena itu Jeny yang tertidur di springbed tidak terlihat.

“Anda darimanakah?” tanyaku buka perbincangan.
“Oh.. I come from USA, Nevada”, tuturnya.
“Oh.. Las Vegas”, kataku.
“Anda telah menikah?” tanyaku .
“Ya.. saya.. menikah 2 tahun kemarin serta saya telah cerai sepanjang setahun”, tuturnya .
Wah kesepian nih cewek, pikirku. Jika dilihat-lihat wanita ini tingginya seputar 170-an, mukanya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File, usianya seputar 30-an. Jika disaksikan bodynya sich mantap juga. Rambutnya sebahu, matanya biru, bibirnya, wah sensual sekali.

“Can I know your name?” tanyaku.
“Jessica”, tuturnya sekalian mengulurkan tangan.
“Denny”, kataku.
“What is your job Denny?” tanyanya.
“I’m student”, kataku.
“What major?” tanyanya.
“Informatics”, kataku.
Wah bisa-bisa dua jam hanya nanya permasalahan sekolah nih pikirku. Harus di stop nih. Kuberanikan bertanya masalah lain. Sekalian geser duduk ke samping Jessica.

“Can I know something about life?” tanyaku.
“Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in english”, tuturnya.
Wah diketahui deh modalku, pikirku.
“Ini cukup pribadi, tidak apa-apa?” tanyaku.
“No masalah, cause I think kamu orang baik-baik”, tuturnya.
“Kalau sudah cerai, bagaimana kamu penuhi keperluan biologismu?” tanyaku.
“Maksud kamu sex?” tanyanya.
“Yes..” kataku mantap.
“Saya dapat main sex setiap saat, serta dimanapun dengan orang yang kusuka, that’s mengakibatkan my husband menceraikan saya.”
Wah edan nih cewek pikirku.
“Kamu pernah main sex Denny?” tanyanya.
“No..” jawabku.
Ia juga tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah diketahui deh jika menipu.

“Siapa ia Denny?” tanyanya.
“She is my sister”, jawabku asal-asalan.
“Oh.. jadi kamu betulan tidak pernah ya.. ingin belajar sama saya, Denny?” tanyanya.
“Wah ingin sekali Jessy”, kataku mantap.
“Sini Denny.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak geram jika lihat kita Denny?” tanyanya.
“Nggak apa-apa Jessy”, kataku sekalian mendekat yang akan datang. Terus ia buka pakaiannya. “Sini Denny.. kamu pegang dada saya”, tuturnya. Terus kupegangi susunya yang ukurannya 36C.
“And cium bibirku Denny”, tuturnya.

Saya tanpa ada dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami beradu, kulumat bibir yang sensual itu serta lidah kami juga sama-sama berbelit-belit, “Ouchh.. mm..” terus saya langsung turun ke lehernya yang tahap serta ia juga mendesah, “Aahh.. mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu membuat akuu.. ahh..” Kulanjutkan ke susunya, kulumat ke-2 putingnya gunakan mulut. “Ahh.. ouhh.. shh.. Dennyy.. oo.. kamu memang nakal baby, yeahh.. ahh..” Terus kubuka rok spannya serta CD-nya, langsung kuturun ke pangkal pahanya. Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. “Aahh.. stop Dennyy.. akan kuberikan style favoritku kepadamu”, tuturnya. Walau sebenarnya telah basah liang kemaluannya. Kelihatannya ia telah terangsang berat. Langsung kulepaskan celana jeans-ku, dan Jesicca juga menolong melepas CD-ku sekalian menggenggam batang kemaluanku yang 7 inchi.

“Kemaluan yang bagus”, tuturnya sekalian meremas batanganku yang telah tegang berat. “Coba kamu duduk di bangku ini sayang”, tuturnya. Saya juga duduk serta terus ia duduk di atas ke-2 pahaku. Wah asik nih sepertinya. Terus ia menggenggam kemaluanku yang telah tegang berat serta ia tujukan ke lubang kemaluannya serta ia juga duduk di atasku, bless.. kemaluanku juga masuk ke liang kemaluan Jesica. Ia lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya turun naik. “Ouchh.. yeahh.. mm.. oohh.. ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denny”, tuturnya. “Aakkhh.. oukkhh.” Saya juga menyeimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. “Mmm.. akhh.. sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh..” Mendadak saja Jessica berteriak tidak keruan serta selang beberapa saat.. “Dennyy.. saya keluaarr..” berasa panas cairan menyembur dari lubang kesenangan Jessica serta tanpa ada kulepaskan masih kukocok lubang kemaluan Jessica dengan batang kemaluanku. “Yeah.. ouchh Dennyy.. tolong berhenti Denny.. akhh.. ouchh..” tetap saja kukocok. Malah lebih kencang frekuensinya. “Tolong.. hentikan sayang akkhh.. akhh..” Tanggung nih pikirku. Mendadak saja Jessica meronta serta sebab telah diambang klimaks. Demikian Jessica mencabut cengkaman liang kemaluannya pada batang kemaluanku, langsung cairan sperma yang telah di ujung kepala keluar semua. “Oouchh.. baby..” langsung mulut Jesicca menyambar kepala kemaluanku serta dilumatnya habis cairan di kepala kemaluanku.

Mendadak saja Jeny terjaga, “Dennyy.. Dennyy..” saya serta Jessica terkejut bukan main. Untungnya saya dapat menangani kondisi yang benar-benar genting ini.
“Ada apa sayang? enak ya tidurnya”, kataku tanpa ada dosa. Untunglah Jeny bisa mengerti kondisi ini.
“Denn.. siapa tuch?” tanyanya, serta Jessica juga masih dengan telanjang bundar dekati Jeny serta berjabatan tangan.
“Jessica”, tuturnya.
“I’m sorry.. sudah ganggu tidurmu ya?” kata Jessica.

Tanpa ada mengatakan apa-apa, Jeny justru langsung menciumi Jessica. Wah tidak saya kira, nyatanya si Jeny ini biseks serta Jessica kemungkinan sebab terikut oleh Jeny ikuti saja. Ke-2 wanita itu juga terbawa dalam permainannya. Saya dari sofa hanya mangamati permainan mereka. Jeny selanjutnya menciumi semua leher Jessica serta Jessica juga meraba pantat Jeny. Selanjutnya Jeny mencium serta menjilati buah dada Jessica. “Ohh.. uchh.. sshh”, cuma kata itu yang muncul dari mulut Jessica. Selanjutnya Jeny juga turun ke perut Jessica dan menjilati dengan rakusnya. Selang beberapa saat Jessica rebah di atas spring bed serta kakinya ditempatkan di lantai. Jeny selanjutnya menciumi semua permukaan kemaluan Jessica dari mulai bibir-bibirnya. “Kamu memang pemain yang hebat sayang, mm.. ukhh.. ss..” kata Jessica. Jeny mulai menjilat-jilat serta mengeduk isi kemaluan Jessica tanpa ada kompromi. Dengan lidahnya ia mulai merangsang semua syaraf yang berada di vagina Jessica serta dengan reflek pinggul Jessica juga bergerak ke atas serta ke bawah menyeimbangi jilatan-jilatan yang menerpa pada pangkal pahanya.

“Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy..” jerit Jessica waktu Jeny menjilati klitorisnya serta menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Terlihat kelihatan kemaluan Jessica makin bertambah basah saja. Selang beberapa saat mereka juga berhenti serta lihat ke arahku. “Wah genting, bisa saja pejantan untuk mereka berdua nih”, pikirku cemas.
“Hey Denny.. ingin gabung?” bertanya Jeny sekalian tersenyum nakal.
“Ah tidak.. saya simak saja.. sudah capek”, jawabku.
Mereka juga meneruskan laganya. Saat ini sepertinya mereka ingin 69. Eh tetapi nantikan dahulu, nyatanya Jessica ambil tas hitamnya di atas meja serta ambil suatu hal. Oh nyatanya ia bawa serta vibrator yang berupa batang kemaluan. “Hi.. Jeny.. kamu semakin lebih nikmat dengan alat ini”, kata Jessy sekalian memberikan vibrator ke Jeny.

Selanjutnya Jessica juga kembali duduk di sampingku. Kelihatan Jeny langsung hidupkan vibrator itu serta memasukkan ke liang vaginanya. “Aahh.. ohh.. ujhh.. ss..” jerit Jeny kesenangan dengan mainan barunya. “Hai Jessy.. mainan ini bener-bener hebat shh.. ohh”, tuturnya sekalian merem-melek. Jessica juga tersenyum di sampingku sekalian mengelus-elus batang kemaluanku yang telah tidur. “Lebih hebat pakai ini..” sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentunya kemaluanku bangun .

“Mau Denn?” bertanya Jessy.
“Tidak!” jawabku.
“Sure?” tuturnya sekalian mulutnya turun dekati batang kemaluanku serta ia juga menjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. “Please relax Denny”, saya juga sekalian tiduran nikmati jilatannya. “Ahh.. ouckhh.. shh.. saya hampir keluar Jessyy..” jerit Jeny waktu ia sampai orgasme dengan vibrator.

Jessy juga tidak mempedulikan jeritan Jeny. Ia telah asik dengan kemaluanku serta ia mulai menjilati kepala kemaluanku serta mainkan lidahnya di ujungnya. Ini membuatku benar-benar geli serta nikmat. “Jessyy.. sshh, uch..” serta Jessy mulai memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya serta sesudah 10 menit acara kulum batang kemaluan, saya juga menjerit, “Jessyy.. saya ingin keluaarr..” serta air maniku juga bercucuran dari muka Jessy. “Ah enak sekali”, kata Jessy sekalian tersenyum genit. Pada akhirnya kami bertiga juga tertidur. Hingga kemudian seputar jam 6 pagi terjaga serta kami beriga kembali pada tempat masing – masing.