HIBURAN DEWASA 18+ – Perkenalkan gue adalah Riven anak keempat dari lima bersaudara yang saat ini berusia 23 tahun gue punyai pembokat namanya Bella yang sampai saat ini masih setia ngabdi di keluarga gue sejak masih gadis sampai sudah menikah dan cerai dengan suaminya.
Persyaratan pembokat gue dengan postur bodi melawan toket ukuran 36 B plus pantat yang bak bemper yang padet, tinggi badannya kurang lebih 160 serta berkulit putih…. sebab pembantu gue ini orang asal Kota Bandung, umurnya saat ini kurang lebih 29 tahun.
Silahkan pikirkan bagaimana bodinya, gue saja kalau simak ia ngepel langsung automatis dede yang di dalam celana langsung mengeliak waktu bongkahan dadanya memaksakan keluar dari sela kerah pakaiannya. Kadang di pemikiran gue terbersit pertimbangan kapan yang dapat nyicipin badan montok pembokat gue yang aduhai itu… sudah naga bonar tidak dapat diajak kompromi , simak sedikit saja langsung bangun dari tidurnya…
Pernah satu hari gue ingin ubah pakaian di kamar cocok saat itu gue lupa ngunci pintu… tau-tau gue terkejut pembokat gue masuk tanpa ada ngetuk ngetuk , kemungkinan ia fikir sudah lama kerja sama keluarga gue n sudah mengenal gue dari gue masih SD… Narasi Sex Pembantu
“Eh…, ubah pakaian ya… Ven” kata pembantu gue sekalian membuka pintu kamar gue tanpa rasa keresahan apa apa waktu simak gue tidak pakai apa apa… hanya tinggal CD saja yang belom gue terlepas.
“Mbak, ketok dahulu dong kalau ingin masuk kamar Riven… bagaimana kalau cocok masuk Riven telanjang…” celetuk gue sama ia
“Emangnya mengapa sich Ven, saya kan sudah lama kerja di keluarga Riven… ,lagian’kan waktu masih SD kamu senang pakai CD saja kalau di rumah…”. Kata Bella sama gue yang sepertinya acuh pada tempat gue yang telanjang.
“Mbak… itu’kan dahulu, waktu saya masih SD. Sekarang’kan saya telah besar… Mbak memang tidak malu yah simak saya kalau telanjang bundar tidak pakai apa apa…” celetuk asal keluar dari mulut.
“Iiiihhh…. malu gapain… lagian saya tidak ingin liat… yah sudah sana kalau ingin ubah pakaian, mbak ingin beresin kamar kamu nih yang amburadul mulu setiap hari seperti kandang sapi…”
Sebab ia menjawab dengan rasa yang tidak keberatan kalau gue ubah pakaian pada saat ada ia. Dengan enjoy gue mulai turunin CD gue yang nutupin kontol gue yang sudah mulai cukup kenceng dikit… Tanpa ada menyengaja gue tangkap lirikan matanya yang melihat ke arak selangkangan gue yang di tumbuhin rambut yang lebat…
“Nah… tuch ngeliatin mulu… tuturnya barusan mbak Tami tidak ingin simak, saat ini simak mulu…”
“Siapa yang liat… wong saya beresin sprei yang amburadul ini kok…” sangkal ia sebab malu kemungkinan ketahuan ngelihat mengarah selangkangan gue.
Akhirnya gue tinggal dia di kamar gue yang sedang amburadul itu, di luar gue jadi ingat bagaimana yah triknya bikin dapat nikmatin badan pembantu gue yang bahenol ini… serta gue pikir ia sepertinya ingin tahu sama kontol gue yang gede ini… faktanya seringkali gue pergokin ia ngelirik terus mengarah gue. Cocok satu hari libur, hari minggu keluarga gue pada pergi ke rumah kerabat gue yang ingin nikahin anaknya.
“Ven… kamu ingin turut tidak. Mama semua ingin pergi ke pesta pernikahan anaknya tante Ami di Bandung…”. Bertanya Mama gue.
“Kapan pulangnya Ma,…” Jawab gue sekalian ngucek ngucek mata sebab baru bangun…
“Mhhhmmm,… kemungkinan 2 hari deh baru pulang dari Bandung, kan lelah dong Ven kalau langsung pulang… kamu bertanya kapan pulang, kamu ingin turut gak… atau ingin di dalam rumah saja” bertanya mamaku kembali…
“Kayaknya di rumah saja deh Ma… setelah lelah ah, jauh… lagian esok Riven ada acara sama rekan teman Riven…” jawabku sambil kembali memasukkan kepalaku kembali pada bantal…
“Yah udah… mama ingin pergi jalan kamu baik baik yah menjaga rumah… ingin apa meminta saja sama Mbak Bella yaa…”
“Bella… Bella… Bella…” panggil Mamaku
“Iya Nyah…, Maaf saya nyuci. Kurang denger barusan Nyonya panggil. Mengapa Nya…” Jawab Mbak Bella
Sekalian hadir dari belakang yang nyatanya sedang bersihkan baju… pakaian yang dipakai sebenarnya tidak melawan, tetapi sebab terserang air pada saat membersihkan jadi sisi paha serta dadanya seolah transparan menantang…
“Bella… kamu menjaga rumah yah sepanjang saya serta tuan pergi ke Bandung”
“Iya Nyah… ,” jawab kembali pembokat gue itu ke mama gue…
Sesudah kurang lebih selang beberapa saat sesudah keberangkatan mamaku… pada akhirnya Gue keluar dari kamar akan buang air kecil. Jarak di antara tempat pembantu gue nyuci sama kamar mandi deket banget… waktu gue jalan ke kamar mandi, gue simak pembantu gue yang nyuci pakaian dengan tempat duduknya yang bikin naga di cd gue bangun…
Pembantu gue pakai T-shirt putih yang tipis sebab dah lama di lebih kaosnya terkena air, dengan cara langsung keliatan jelas sekali BH krem yang di pakai pembantu gue berserta paha mulusnya yang sudah cukup terbuka sebab duduknya sampai keliatan CD putihnya…
“Anjriiit, mulus nih pembantu gue walau sudah janda anak satu tetapi dari paha serta teteknya masih keliatan kenceng, seperti cewek yang tidak pernah kesentuh sama laki laki”.oceh gue dalam hati sekalian kencing trus ngelirik ke pahanya yang mulus itu.
Sekalian kencing gue mikir bagaimana triknya membuka omongan sama pembantu gue, agar gue dapat cukup lamaan simak CD serta teteknya yang aduhai itu… pantes banyak tukang sayur tetap senang nanyain Mbak Bella mulu kalau setiap pagi…
“Mbak bagaimana berita Ani, saat ini sudah usia berapa… Mbak Bella kok dapat sampai cerai sich sama suaminya”Iseng gue bertanya sekitar jalinan ia sama bekas suaminya yang saat ini sudah cerai, serta mengapa dapat sampai cerai… grogi sich gua waktu nanyanya seperti gue nih psikolog aja…
“Kok tau-tau Riven bertanya mengenai itu sich sama Mbak…? ”
“Gak pa pa kan Mbak… ?”
“Anak mbak saat ini sudah usia lima tahun, mbak cerai sama suami mbak sebab ia pengangguran… ingin nya enak doang. Ingin membuatnya tetapi tidak ingin besarin. Ya… lebih baik mbak meminta cerai saja. masa sich mbak sendiri yang banting tulang mencari uang, sedang suami mbak hanya bangun, makan, main judi sampai subuh… malas Ven punyai suami pengangguran, lebih baik sendiri… sama saja kok” Jawab pembantu ku panjang lebar, sambil tangannya masih mencuci pakaian yang sedang dia bersihkan.
Inilah masuk ke diskusi yang sebenarnya… pada akhirnya perbincangan yang gue tujuan supaya gue arahin perbincangan sampai mengenai masalah jalinan intim.
“Lah… bukanlah lebih enak punyai suami, mbak… dibanding tidak ada…”
“Enak dari mananya Ven… punyai suami sama tidak punyai sama saja ah…”
“Loh beda dong mbak…”
“Beda dari mananya Ven… coba jelasin, aah kamu ngomongnya seperti kamu dah pernah merasakan menikah saja sich Ven…” bertanya pembantuku sekalian bercanda kecil.
“Yah beda lah mbak… dahulu kalau masih ada suami kan kalau ingin tinggal meminta sama suami mbak… saat ini sudah cerai cocok pengen… ingin meminta sama siapa…” Jawab gue sekalian menjuruskan kalimat kalimat yang gue incar ke hal yang gue inginin.
“Maksud Riven apa sih… ingin apa. Ngomongnya jangan yang buat mbak bingung dong Ven…”
“Gini mbak, tujuannya apa mbak tidak pernah ingin atau rindu sama ini nya laki laki…” waktu gue ngomong begitu sekalian gue turunin sedikit celana pendek gue, trus gue keluarin punyai gue ngadep ke depan mukanya…
“Iiih gede sekali punyai kamu Ven… punyai bekas suami mbak sich tidak demikian gede seperti gini…” Jawab mbak Bella sekalian melotot ke kontol gue yang sudah Super tegang, sebab dari barusan sudah meminta di keluarin.
“Kangen tidak sama Kontol lelaki mbak…” bertanya Gue kembali yang sempat membuyarkan pandangan mbak Bella yang dari setadi tidak terlepas melihat kontolku terus.
“…… aduh mbak tidak tahu deh Ven…, kalau punyai mbak dimasukin sama punyai kamu yang gede seperti gini. Bagaimana rasa-rasanya mbak tidak dapat ngebayangin…”
“Lho… mbak saya kan tidak bertanya apa rasa-rasanya di masukin sama punyai saya yang lebih gede dari punyai bekas suami mbak. Saya kan hanya bertanya apa mbak tidak rindu sama punyanya laki laki2” Walau sebenarnya di dalam hati gue sudah tahu kemauan ia yang ingin merasakan kontol gue yang super size ini…
“mmmmhhhhh… tujuan mbak Bella sih… yah ada rindu sama punyai laki laki… tetapi terkadang mbak tahan saja, setelah mbak kan dah cerai sama suami… ” jawab mbak Bella yang keliatan di pipinya merona sebab menganggap jawabannya ngawur dari apa yang gue tanyain ke dia”
“Mbak… bisa tidak saya pegang tetek mbak ”
“Iiihh… Ven kok mintanya sama mbak sich, meminta dong sama pacar Riven… waktu sama mbak…”
“Yah… tidak pa pa sich, saya ingin merasakan begituan sama mbak Bella… bagaimana sich demikian sama ce yang sudah pernah punyai anak… bisa yah mbak… ” kata gue sekalian mendekatkan kontol gue lebih dekat ke mulutnya…
“iiih Riven… punyai kamu terkena mulut mbak nih… memangnya kamu tidak malu gituan sama mbak Bella…” jawab mbak dian sekalian mengubah tempat duduknya sekalian menghadap ke kontol gue serta ngelepasin pakaian yang sedang ia bilas…
“Yah tidak lah kan tidak ada yang tahu… lagian kan tidak ada yang mengetahui, kan saat ini tidak ada orang tidak hanya mbak Bella sama saya” jawab gue sekalian yakinin ke ia, agar di ingin kasih yang gue ingin.
“Tapi jangan keterusan yah… trus kamu ingin di apain sama mbak…”
“Mbak mulutnya dibuka sedikit dong, saya ingin masukin punyai saya ke mulut mbak Bella…”
“Iih… tidak ah jijik… waktu punyai kamu di masukin ke mulut mbak… mbak tidak pernah lakukan seperti gini sama bekas suami mbak, tidak ahh… ” tetapi tempat tangannya saat ini justru megang kontol gue sekalian ngocok ngocok maju mundur.
“Cobain dahulu mbak enak loh… kira saja mbak Bella kemut permen lolipop atau es cream yang panjang” bujuk gue ngarep mbak Bella ingin masukin kontol gue ke mulutnya yang mungil itu.
Pada akhirnya keinginan gue diturutin tanpa ada banyak ngomong mbak Bella majuin mukanya mengarah kontol gue yang sudah super tegang itu dalam mulutnya yang mungil… sesaat ia emut kontol gue maju mundur yang kadang di selingin jilatan jilatan yang buat gue pegang kepalanya trus gue tarik maju sampai kepala kontol gue mentok sampai kerongkongan mbak Bella.
“Ooooooh… mbak emut truuuus mbak…. ennnnak banget” sekalian tangan gue mulai turun megang teteknya yang mengoda itu.
Tangan gue masuk melalui kerah kaosnya, trus langsung gue remes kera teteknya… Tangan mbak Bella sepertinya tidak ingin kalah sama gue. Ia justru semakin ngedorong pantat gue dengan tangannya sampai hidungnya memelekat sama jembut gue…
Sebab tempatnya kurang pas untuk berperang lalu gue ajak mbak Bella ke ruang tengah sekalian ngemut kontol gue jalan ke ruang tengah. Butuh di tahu mbak Bella merayap seperti anjing yang haus seks tidak ingin terlepas dari kontol gue, merayap berjalan ngikutin langkah kaki gue yang mundur mengarah ruangan tengah. Gue simak mulutnya yang mungil saat ini terisi kontol gue… tangannya sekalian remas remas buah dadanya sendiri…
” Mbak Bella lepasin dahulu dong kontol saya, membuka dahulu pakaian mbak Bella. Entarkan mbak nikmatin seutuhnya punyai saya…”
” Ven…. punyai kamu enak banget… mbak anggap dari dahulu jijik kalau simak ce ngemut punyanya cowok… ehh nyatanya enaknya bener bener buat suka Ven…”
Secara cepat mbak Bella buka semua pakaian serta roknya tadi basah sebab terkena air… Wooow, benar-benar panorama yang benar-benar indah… sekarang di depan gue sudah ada satu orang wanita yang telanjang tanpa ada tertutup sehelai benang… berjalan mendekati gue dengan tempat doggie model mbak Bella kembali masukkan kontol gue ke mulutnya yang mungil itu.
Dengan jelas dapat gue simak buah dada yang gelantungan serta bongkahan pantat yang demikian padat, yang sampai kini sudah banyak buat kontol gue ingin tahu ingin di selipin antara bongkahan itu…
nafas suara mbak Bella makin lama makin membara terpacu seiringin dengan birahi yang sampai kini terkubur di dianya. Saat ini terjaga serta memperoleh satu kenikmatan sex yang sampai kini dia tahan tahan. Narasi Sex Paling baru
Sesaat mbak Bella ngemut kontol gue, gue remas teteknya yang melawan itu kadang gue pegang Memek nya yang nyatanya sudah banjir oleh cairan kesenangan. Gue tusuk tusuk jari tengah gue ke memeknya sampai mbak Bella ngeluarin desahan sekalian meluk pantat gue…
” Mmmmhhhhh….. ooooooohhhhhh……” desahannya demikian meningkatkan gue bikin makin cepat menyerang nusuk liang kenikmatannya makin cepat.
“Ven…..OOooooohhhh…. Ven… enak Ven… enak….” Desahan mbak Bella betul-betul membuat makin terangsang… tusukan jari yang gue sodok sodok juga makin gencar…
” Aaaaaahhhh…. Rivennnn…. OOOhhhhh Rivennnn… mbakkkkk….. mmmmbbaa….. klllluuuaar… ” bertepatan dengan desahan mbak Bella yang panjang, pada akhirnya mbak Bella sudah sampai pucuk kenikmatannya yang merasa di jari tengah yang gue sodok sodok ke lubang Memek nya waktu mbak Bella menyemprot cairan kenikmatannya….
Sebab mbak Bella sudah alami organismenya yang pertama, karena itu Gue juga tidak ingin saat. Irama sodokkan kontol gue percepat dalam mulut mbak Bella berkali kali sampai desahan panjang gue mulai keluar yang mengisyaratkan sperma gue akan muncrat…
” Mbak, Bella ingin kkkkelllluaaar…. aaaaahhhh…. sedot mbak… sedot peju Riven…. ” kata gue sama Mbak Bella sekalian meredam kepalanya untuk memendamkan kontol gue sampai masuk ke tenggorokannya. Tetapi Mbak Bella meronta-ronta tidak inginkan sperma gue keluar di mulutnya… percuma rontahan mbak Bella, Sperma gue pada akhirnya keluar sampai penuh di mulutnya.
Crroooot…. Crooot… crooot… pada akhirnya Gue semburkan berkali kali peju gue di mulut mbak Bella. Walau saat Mbak Bella tidak mau menelan Sperma gue tetapi gue memaksanya untuk menelannya serta nikmati Sperma gue yang fresh itu.
Tempat mbak Bella masih sama dengan awalnya, tetapi saat ini kakinya seperti kehilangan tenaga untuk meredam berat badannya alami kenikmatannya… dari celah sela bibirnya mengalir tersisa spermaku yang di jilat kembali. Badan mbak Bella sekarang terkapar tidak berkapasitas tetapi tampilkan figur muka penuh dengan kenikmatan yang sampai kini tidak dia temukan. Lihat expresi mukanya membuat gue kembali makin nafsu… sebab dari barusan gue kira hanya pemanasan.
Waktu Gue ingin menceploskan kontol gue yang sudah menguak bibir memeknya, tau-tau mbak Bella meredam dada gue serta mengharap gue tidak masukin kontol gue ke memeknya yang telah lima tahun tidak pernah terisi sama kontol laki laki…
Sebab waktu itu nafsu gue sudah sampai otak, gue dah tidak peduli sekalian masih ngeliat ke bawah tempat dimana kontol gue saat ini akan tembus liang kesenangan yang benar-benar sungguh mengiurkan…
“Tenang mbak tahan dikit… saya tahu kemungkinan kontol saya kelihatan begitu besar dibanding memek mbak. Tetapi kelak pada saat sudah masuk dalam memek mbak… enaknya akan 10x lipat nikmat yang pernah mbak Bella rasain sama bekas suami mbak…” gue dapat simak di matanya takut waktu detik detik gue akan menghujang basoka yang besar ini dalam memeknya yang termasuk sempit…
” Veenn….. peeellllannn… mbak ngeri simak punyai kamu yang besar sekali itu…. ” kata mbak Bella sekalian melirik mengarah basoka rambo yang siap mengaduk-aduk isi memeknya.
” Iya… Riven coba perlahan pelan masukinnya… mbak tahan sedikit yah… kemungkinan sebab dah lama saja mbak kali mbak… ” kataku kembali pada mbak Bella sambil memberikan keyakinan hatinya.
Sekalian kembali meningkatkan kembali libidonya, gue gesek gesek kepala kontol gue pas di atas bibir memeknya yang mulai kembali basah sama cairan kewanitaannya. Kadang gue selipin dikit demi sedikit ke liang memeknya mbak Bella, lalu gue tarik kembali serta mengesekkan kembali pada memek nya yang merah fresh itu. sleep…sleep… sleeep… kemungkinan karena sangat basahnya memek mbak Bella sampai menyebabkan suara seperti itu….
” hhmmmmm… eeee… ssstttt….. Veeenn… Veeen… Kamu apain punyai mbak. ” bertanya mbak Bella sekalian matanya terpejam mengigit bibir bawahnya sendiri…
” Veeen… sudah dong… jangan buat mbak Bella seperti gini trus…. masukkin saja Veen ”
” Mbak minta kasihan kamu… masukin punyai mu ke punyai mbak… mbak tidak tahan lagi… ooohhh… eemmmm… ” rengek mbak Bella sama gue berharap selekasnya kontol gue masuk ke memeknya serta memompa ia.
” Tahan mbak yah… ” lalu tanpa ada menanti jawaban seterusnya ku tusukkan semua batang kontol gue yang sudah dari barusan ingin mengobok ngobok memeknya.
” Veeenn…… ” sahut mbak Bella pada saat pertama gue terobos memeknya, tangannya langsung merangkul leher gue. Seperti orang yang gantungkan 1/2 badannya.
” Pelan… pelan… Veeenn… nyeri… bannngeet …”
Tetapi gue tidak sahutin perkataan mbak Bella, sebab gue nikmatin suatu hal yang memijit kontol gue yang kadang mengisap nyedot kontol gue ini. Rasa-rasanya demikian nikmat sampai gue tancap lebih dalam sampai berasa kontol gue mentok di fundamen rahim mbak Bella yang montok ini. Desahan liar mbak Bella juga makin tidak karuan… kadang dengan tangannya sendiri mbak Bella memelintir puting susunya yang sudah mengeras…
” Bagaimana Mbak masih sakit… saat ini rasa-rasanya apa… enak tidak mbak… ” bertanya ku pada mbak Bella sesudah gue simak raut mukanya yang penuh dengan expresi kesenangan.
Gerakkannya serta goyangan pinggulnya yang ikuti irama enjotan gue juga makin lama makin liar. Terkadang pantatnya di hentakkan ke atas yang bersamaan dengan sodok sodokkan yang gue hujam ke memeknya. Narasi Sex Pembantu
” Veeenn… Veeenn… kamu hebat banget… Veennn….”
” Veenn… mmmmmaaauuu… mmmmmbbbaaakk keluar nih… OOOOOoooooohhh “
Cengkraman tangannya di punggungku serta lipatan ke-2 kakinya pada pinggangku bertepatan dengan erangan panjang yang mengidentifikasi jika mbak Bella akan menyemburkan air maninya…Karena gue masih ngaceng serta makin bertambah bernafsu sesudah ngeliat raut muka satu orang janda beranak satu ini merasakan kepuasaan, lalu tanpa ada banyak percuma .
Gue langsung mengubah badan mbak Bella serta meminta untuk menungging, nyatanya mbak Bella tanpa ada menanyakan kembali dia mengikuti keinginan gue yang ingin cepat cepat menggebuk kembali memeknya…
” Riven, kamu memang hebat Veen… mbak baru pertama-tama di entot sama lelaki lain tidak hanya bekas suami mbak sendiri “
” Veenn, saat ini kamu ingin apain saja mbak ikutin aja… yang penting mbak dapat turut nikmatin punyai kamu Veen… ” kata mbak Bella sekalian menyiapkan memeknya dengan bersihkan memeknya dari cairannya sendiri yang mengalir sampai di ke-2 pangkal pahanya. Seringkali dia seka memeknya sendiri sampai bersih serta kelihatan kering kembali… serta siap untuk di santap kembali.
Saat ini di depan gue mbak Bella telah siap dengan 2 pasang bongkahan pantatnya yang masih kenceng, dengan tempat kepalanya lebih rendah daripada pantatnya. Liang kewanitaannya seolah-olah melawan Kontol gue untuk memompa memeknya mbak Bella kembali… Jelas kelihatan belahan bibir memeknya yang buka sedikit melihat dari sela daging fresh sebab baru saja gue entot.
Dengan tangan samping kanan gue pegang batang kontol gue serta tangan samping kirinya gue buka belahan pantatnya yang mulus sekalian kadang gue usap permukaan memeknya yang tandus bukan lantaran senang di pangkas tetapi sudah keturunan, tiap wanita dikeluarga tidak mempunyai bulu/jembut pada memek. Benar-benar indah sekali panorama yang terpajang, memek yang mengiurkan terjepit oleh dua bongkahan pantatnya yang bahenol itu.
Kumajukan kontol gue sampai melekat di permukaan memek mbak Bella, mengorek gorek permukaan memeknya dengan kepala kontol gue. Nyatanya apa yang gue kerjakan ini benar-benar di nikmati oleh mbak Bella sendiri… yang kadang tetap mendesah setiap saat bibir memeknya tersibak sebab gesekan kepala kontol gue.
Lalu dengan pergerakan perlahan-lahan gue tusuk memek mbak Bella perlahan-lahan agar sensasi yang muncul akan makin nikmat pada saat itilnya turut masuk dengan dorongan kontol gue yang mulai terpendam.
” Geli sekali Ven rasanya… tetapi lebih enak Min rasa-rasanya dibanding sebelumnya… ”
” Venn… lebih keras…. Venn… puasin mbak Venn… ” pinta mbak Bella.
” Venn… lagiii… laggiii… Venn… lebiiihhh.. kencenggg lagi… ” pinta kembali mbak Bella sekalian mulutnya yang ter engap engap seperti ikan yang barusan keluar dari air.
Hujaman kontol gue sekarang makin cepat serta makin santer ke memeknya… sampai memunculkan suara suara yang berlangsung sebab sodokan sodokan kontol gue itu. Tingkat kegiatan yang gue lakukanpun sekarang makin santer. Tangan gue memeras buah dada mbak Tami sampai erangan mbak Tami juga makin jadi tidak saat hentakan kontol gue yang kencang mengesek dinding liang kewanitaannya.
Lumayan lama gue memompa mbak Bella dengan model doggie ini, sampai gue memerintah mbak Bella bertukar macam sex. Tempat mbak Bella saat ini tidur terlentang tetapi kakinya menerpa pada kaki sampingnya serta badannya cukup miring, dengan tempat ini memeknya yang tertekan kelihatan seolah membuat belahan memek.
Lalu balik lagi gue masukin kontol gue yang masih keras ini dalam memek mbak Bella, dengan tangan samping gue meredam di pinggulnya. Kesempatan ini dengan gampang kontol gue masuk menerobos liang kewanitaannya, enjotan gue kesempatan ini betul-betul nikmat sekali sebab saat ini tempatnya kontol gue terasanya di kempit sama pantatnya.
Tiap dorongan kontol gue memunculkan sensasi yang lebih di raut muka mbak Bella. Mukanya mendahak mengarah gue sekalian menggenggam lengan tangan samping kiri sekalian mulutnya terbuka.
” Mbak… enak gak… kontol Riven… ” bertanya gue sama mbak Bella dengan nafas yang sudah terengah engah.
” Enaaaak… Veen …. Truuus …. Veen…. jangan brenti… ”
” Ngomong mbak Bella kalau mulai sekarang mbak memang pelacur Riven… mbak senang sekali sama kontol Riven…” Suruh gue ke mbak Bella bikin niru perkataan gue.
” Mbak memang pelacur Riven… kapan saja Ven mau… mbak layani… sssstt… Ven… ”
” Mbak senang bngeeeeet… koooontol Riveen… ennnntotin mbak Bellaaa setiap hari Veen… entotin… entotin…. trussss “
Dengar ajakan mbak Bella yang ketahan tahan sebab nafsu yang besar sekarang telah menyelubungi semua saraf ditubuhnya, meningkatkan birahi gue makin mencapai puncak. Meningkatkan gue makin cepat serta cepat mengentotin mbak Bella, sampai sampai goyangan buah dadanya seiringan dengan dorongan yang gue beri ke memek… Pada akhirnya mbak Bella kembali sampai puncaknya kembali, sekalian memasukkan jarinya dalam lubang anusnya sendiri…
” Veen… mbak.. mmmmau… kllllluaaar laaagi…. ooooooohhh…Veeennn…. ” erang mbak Bella yang akan memuncratkan air makin membuat ku terangsang sebab mimik mukanya yang benar-benar sungguh mengairahkan.
Dengan tubuh yang sudah lunglai, mbak Bella terkapar seperti orang yang lemah tidak berkapasitas. Tetapi pompaan kontol gue yang keluar masuk masih tidak berhenti justru makin lama makin cepat. Tau-tau gue merasakan suatu hal yang berdenyut denyut di sekitar pangkal kontol gue.
Dengan kondisi mbak Bella yang tidak berkapasitas saya terus mengentotin memeknya tanpa ada memperdulikan kondisi mbak Bella yang sekujur tubuhnya berkeringat sebab kecapekan sesudah gue entotin dari barusan.
” Mbaaaak,,… Riven…niii mmmaaau.. kkkeluarrrr… Aaaahhhh…. ” Seruku pada saat suatu hal akan ingin menyembur keluar serta terus-terusan memaksakan.
Crrrooot… Crrrooot… CCrooot… pada akhirnya gue tersenyum senang serta mencabut kontol gue dari dalam memek mbak Bella lalu memangku kepalanya serta minta mbak Bella bersihkan sisa bekas cairan gue yang bececeran di selangkangan gue…
Tidak pernah gue sia sia in waktu berdua dirumah… setiap waktu gue ingin, langsung gue entot mbak Bella. Waktu mbak Bella ngegosok pakaian tau-tau gue sergap ia dari belakang serta langsung membuka celananya serta gue entot mbak Bella dalam kondisi berdiri serta slalu gue keluarin di memeknya serta yang kadang gue suruh mbak Bella BJ gue lalu gue keluarin di mulutnya dan langsung di nikmatin cairan gue itu… tuturnya nikmat…
Hari hari yang benar-benar benar-benar indah sepanjang beberapa waktu gue tetap entotin mbak Bella dengan beberapa macam seks… sampai hingga mbak Bella saat ini hebat dalam mengemut kontol gue… Mbak Bella juga tidak pernah menampik waktu gue memerlukan memeknya sebab ia juga suka sodokan kontol gue.