Wed. Sep 10th, 2025

HIBURAN DEWASA 18+ – Namaku Sarah, sekarang aku berusia 28 tahun dan sedang bekerja di pegawai swasta. Sebenarnya memalukan aku mau menceritakan ini, tapi sekarang aku anggap itu hal seru yang mungkin gak akan terulang lagi.
Namun jadi pegawai swasta yang kerja, saya mempunyai terbatasnya waktu, tidak gampang bagiku untuk cari wanita itu. Ini yang menggerakkan saya untuk mengiklankan diriku pada suatu media massa berbahasa Inggris, untuk tawarkan layanan ‘full bodi massage’. Uang bagiku tidak jadi masalah, sebab saya datang dari keluarga menengah serta gajiku cukup, tetapi kenikmatan yang ku bisa jauh dari itu. Hingga saya tidak menempatkan biaya untuk jasaku itu, dikasih berapa saja kuterima.

Selama seharian itu, semenjak iklanku keluar banyak tanggapan yang kudapat, beberapa dari mereka cuma iseng semata, atau cuma ingin bercakap. Di sore hari, kira-kira jam 18.00 satu orang wanita menelponku.
“Hallo dengan Ivan?” suara merdu terdengar dari sana.
“Ya saya sendiri” jawabku.
Dan sebagainya ia mulai bertanya ciri-ciriku. Seterusnya, “Eh ngomong-ngomong, berapakah sih panjangnya kamu punyai?” tuturnya.
“Yah normal sajalah seputar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
“Wah cukup yach, lalu apa layanan kamu ini terhitung semua,” sambungnya.
“Apa saja yang kamu perlukan, kamu tentu senang dech..” jawabku. Serta yang cukup mengagetkan ialah jika ia minta kesediaanku untuk mengerjakannya dengan dilihat suaminya. Tetapi kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Pada akhirnya ia memintaku untuk selekasnya hadir dalam suatu hotel “R” berbintang lima di lokasi Sudirman, tidak jauh dari kantorku. Saya menyangka jika pasangan ini bukan sembarangan orang, yang dapat bayar biaya hotel semahal itu. Serta benar dugaanku, satu president suite room sudah berada di hadapanku. Selekasnya kubunyikan bel di muka kamarnya. Serta satu orang pria, dengan kenakan kimono, berumur tidak lebih dari 40 tahun membuka pintu untukku.

“Ivan?” tuturnya.
“Ya saya Ivan,” jawabku. Lalu dia mencermatiku dari atas sampai bawah sebelum dia mempersilakan saya masuk ke. Tentu ia tidak mau sembarangan orang sentuh istrinya, pikirku.
“OK, masuklah” tuturnya. Kamar itu demikian luas serta gelap sekali. Saya melihat seputar, satu TV memiliki ukuran 52″ sedang menunjukkan blue film.

Lalu saya melihat mengarah tempat tidur. Satu orang wanita yang kutaksir umurnya tidak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke bed cover tersenyum padaku sekalian menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu tentu Ivan khan? Perkenalkan saya Sarah” tuturnya lembut.
Saya terkesima memandangnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, mukanya cantik, intinya perfect! Saya masih terkesima serta meredam liurku, saat ia mengatakan “Lho kok bingung sich”.
“Akh tidak..” kataku sekalian membalas salamnya.
“Kamu mandi dahulu dech agar fresh, tuh di kamar mandi,” tuturnya.
“Oke nantikan yach sesaat,” jawabku sekalian mengambil langkah ke kamar mandi. Sesaat, suaminya cuma melihat dari sofa dikegelapan. Secepatnya kubersihkan badanku agar wangi. Serta selekasnya kemudian kukenakan celana pendek serta kaos.

Saya mengambil langkah keluar, “Yuk kita mulai,” tuturnya.
Dengan sedikit grogi saya mendekati tempat tidurnya. Serta dengan bodohnya saya menanyakan, “Boleh saya bebaskan pakaianku?”, ia ketawa kecil serta menjawab, “terserah kau saja..”.
Selekasnya kulepaskan pakaianku, ia terbelalak melihatku dalam kondisi polos, “Ahk.. ehm..” serta selekasnya mengajakku masuk ke bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.
Saya tidak mengerti ada wanita secantik ini yang pernah kulihat serta suaminya membolehkan orang lain menjamahnya, ah.. begitu beruntungnya saya ini. “Ah kamu bisa,” kata Donna.

Selekasnya saya masuk ke bed cover, kuteliti tubuhnya satu-satu. Ke-2 bulatan payudaranya yang lumayan besar serta berwarna putih kelihatan menggantung dengan indahnya, antara keremangan saya masih bisa lihat dengan benar-benar jelas begitu indah ke-2 bongkah susunya yang terlihat demikian benar-benar montok serta kencang. Samar kulihat ke-2 puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa ada sadar, “Ia betul-betul sempurna” kataku dalam hati.

“Van..” bisik Tante Sarah di telingaku.
Saya melihat serta terjengah. Ya Ampuun, muka cantiknya itu demikian dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai demikian berasa menimpa daguku. Kunikmati semua keindahan bidadari di depanku ini, dari mulai mukanya yang cantik menarik, lekak-lekuk tubuhnya yang demikian seksi serta montok, bayangan bulat ke-2 buah payudaranya yang besar serta kencang dengan ke-2 putingnya yang lancip, perutnya yang ramping serta pantatnya yang bundar padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi serta aah.., kubayangkan begitu indah bukit kemaluannya yang terlihat demikian mencolok dari balik bed cover. Hmm.., begitu enaknya saat nanti batang kejantananku masuk liang kemaluannya yang sempit serta hangat, akan kutumpahkan sebanyak-banyaknya air maniku ke liang kemaluannya jadi bukti kejantananku.

“Van.. awalilah sayang..” bisik Tante Sarah, membuyarkan fantasi seks-ku kepadanya. Sorotan ke-2 matanya yang sedikit sipit terlihat demikian sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus perlahan, serta bibirnya yang ranum kemerahan kelihatan basah 1/2 terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Sarah yang 1/2 terbuka. Demikian berasa hangat serta lunak. Kupejamkan ke-2 mataku nikmati kelembutan bibir hangatnya, berasa manis.

Sepanjang kira-kira 10 detik saya mengulum bibirnya, menghayati semua kehangatan serta kelembutannya. Kuraih badan Tante Sarah yang masih ada di hadapanku serta kubawa kembali pada dalam pelukanku.
“Apa yang bisa kau kerjakan untukku Van..” bisiknya lirih 1/2 terlihat malu.
Ke-2 tanganku yang memeluk pinggangnya erat, berasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Serta tanpa ada berasa jemari ke-2 tanganku sudah ada di atas pantatnya yang bundar. Mekal serta padat. Lalu perlahan-lahan kuusap mesra sekalian kuberbisik, “Tante tentu tahu apa yang akan Ivan kerjakan. . Ivan akan puaskan Tante sayang..” bisikku perlahan. Jiwaku sudah terlanda nafsu.

Kuelus-elus semua tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas ke-2 iris pantatnya yang merasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Sarah merintih lirih.
Bagaimanapun anehnya saya waktu itu masih dapat meredam diri tidak untuk berlaku over atau kasar terhadapnya, walaupun nafsu seks-ku waktu itu berasa telah diubun-ubun tetapi saya ingin sekali memberi kelembutan serta kemesraan padanya. Lalu dengan gemas saya kembali melumat bibirnya. Kusedot serta kukulum bibir hangatnya dengan berganti-gantian dengan mesra atas serta bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar demikian indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Sarah. Ke-2 jemari tanganku masih mengusap-usap sambil kadang-kadang meremas perlahan ke-2 iris pantatnya yang bundar pada serta kenyal. Bibirnya yang merasa hangat serta lunak berkali-kali memagut bibirku samping bawah serta saya membalasnya dengan memagut bibirnya yang samping atas. ooh.., berasa demikian enaknya. Dengusan perlahan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku serta berkali-kali juga hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan ke-2 lengan Tante Sarah sudah memutari leherku serta jemari tangannya kurasakan menyeka mesra rambut kepalaku.

Batang kejantananku berasa makin besar ditambah lagi sebab tempat badan kami yang sama-sama berangkulan erat membuat batang kejantananku yang mencolok dari balik celanaku itu terjepit serta melekat keras di perut Tante Sarah yang empuk, sesaat selanjutnya kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Sarah.

Mukanya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sekalian terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun serta sampai di wilayah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tidak butuh sangsi.
“Ohh apa yang akan kau kerjakan. . akh..” tanyanya sekalian pejamkan mata meredam kesenangan yang dirasakannya. Sesaat selanjutnya tangan itu justru menggerakkan kepalaku makin bawah serta.., “Nyam-nyam..” sangat nikmat kemaluan Tante Sarah. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan ke-2 bibir kemaluannya serta, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke sela kemaluan yang telah sejak dari barusan becek itu.
“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus jelas kemaluannya ialah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk serta lebar itu membuatku makin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil ke-2 iris bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh enaknya Ivan..” lirih Tante Sarah.

Sesaat saya asik nikmati bibir kemaluannya, dia terus mendesah rasakan kegelian, persis satu orang gadis perawan yang baru rasakan sex untuk pertama-tama, kasihan wanita ini serta begitu bodohnya suaminya yang cuma memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante senang yang itu yaahh.. sedoot dong sayang oogghh,” dia mulai banyak memakai kata sayang untuk memanggilku. Satu panggilan yang kelihatannya begitu mesra untuk step awal ini.
Lima menit setelah itu. . “Sayang.. Saya ingin cicip punyai kamu ,” tuturnya seperti memintaku hentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh.. baik Tante, saat ini giliran Tante,” lanjutku selanjutnya berdiri mengangkang di atas mukanya yang masih berbaring. Tangannya langsung mendapatkan batang kemaluan besarku serta sesaat kaget mengerti ukurannya yang jauh di atas rata-rata.
“Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” tuturnya padaku, lidahnya langsung menjulur mengarah kepala kemaluanku yang telah sejak dari barusan tegang serta sangat keras itu.
“Mungkin ini tidak akan cukup jika masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum juga beberapa kata isengnya keluar saya telah menghunjamkan burungku mengarah mulutnya serta, “Croop..” langsung penuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sesaat saya sedang meringis rasakan kegelian yang malah makin membuat senjataku tegang serta keras.
“Aduuh enaak.. oohh nikmatnya Tante oohh..” sesaat dia terus mengisap serta mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang sekarang terlihat makin sesak. Tangan kananku mendapatkan payudara besarnya yang menggelayut bergoyang ke sana kesini sambil tangan samping kiriku memberikan rabaan di punggungnya yang halus itu. Kadang-kadang dia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” itu saja yang keluar dari mulutnya, bersamaan telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

“Crop..” dia keluarkan kemaluanku dari mulutnya. Saya langsung menyergap pinggulnya serta kembali lagi wilayah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu serta kusedot cairan mani yang kelihatannya telah membanjir di bibir kemaluannya.
“Aoouuhh.. Tante tidak tahan sayang ampuun.. Vann.. hh masukin saat ini , ayoo..” pintanya sekalian menggenggam pantatku. Selekasnya kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak antara pinggangku tempatkan tempat liang kemaluannya yang terbuka lebar, perlahan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya serta mendorongnya perlahan-lahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” dia mendesah, mukanya memucat seperti orang yang terluka irislah.

Saya tahu jika itu ialah proses dari bibir kemaluannya yang begitu rapat untuk ukuran burungku. Serta Tante Sarah adalah wanita yang kesekian kalinya menjelaskan hal sama. Tetapi jujur saja, dia ialah wanita 1/2 baya paling cantik serta paling seksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada ke-2 putingnya dengan bergiliran, kadang-kadang saya berupaya menyeimbangi pergerakan turun naiknya di atas pinggangku dengan mengangkat-angkat serta memiringkan pinggul sampai membuat makin bernafsu, namun jaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada tiap hitungan ke lima.

Tangannya menekan-nekan kepalaku mengarah buah dadanya yang tersedot keras sesaat burungku terus keluar masuk makin lancar dalam liang senggamanya yang telah berasa banjir serta sangat becek itu. Puting susunya yang nyatanya adalah titik enaknya kugigit kecil sampai wanita itu berteriak kecil mendesah meredam rasa nikmat benar-benar hebat, untung saja kamar tidur itu terdapat di lantai dua yang cukup jauh untuk dengar teriakan-teriakan kami berdua. Senang mainkan ke-2 buah dadanya, ke-2 tanganku mendapatkan kepalanya serta menariknya mengarah wajahku, sampai disana mulut kami beradu, kami sama-sama mainkan lidah dalam rongga mulut dengan bergiliran. Kemudian lidahku menyebar liar di pipinya naik mengarah kelopak matanya melumuri semua muka cantik itu, serta menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya makin keras menghajar pangkal pahaku, burungku makin berasa mengenai fundamen liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh nikmatnya, Vann.. ooh,” desah Tante Sarah.
“Yaahh enaak Tante.. oohh rasa-rasanya sangat nikmat, yaahh.. genjot yang keras Tante, sangat nikmat semacam ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar demikian saja tanpa ada kendali. Tanganku tadi ada di atas sekarang berubah meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Tiap dia mendesak ke bawah serta menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, dengan automatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Dengan refleks juga kemaluannya menjepit serta berdenyut seperti mengisap batang kejantananku.

Cuma sepuluh menit kemudian goyangan badan Tante Sarah berasa menegang, saya pahami jika itu ialah tanda-tanda orgasme yang akan selekasnya diraihnya, “Vann.. aahh saya nngaak.. tidak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
“Taahaan Tante.. nantikan saya dahulu ngg.. ooh nikmatnya Tante.. tahan dahulu .. jangan keluarin dahulu..” Tetapi percuma saja, badan Tante Sarah menegang kaku, tangannya menerkam erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku sampai ke-2 telapak tanganku makin bebas memberi remasan pada buah dadanya. Saya sadar susahnya meredam orgasme itu, sampai saya meremas keras payudaranya untuk mengoptimalkan kesenangan orgasme itu kepadanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang akhiri set permainan itu. Saya rasakan jepitan kemaluannya di sekitar burungku mengeras serta berasa menerkam erat sekali, hembusan zat cair kental berasa menyemprot enam kali di liang kemaluannya sampai seputar sepuluh detik selanjutnya dia mulai lemas dalam pelukanku.

Selain itu semakin kupercepat gerakanku, semakin terdengar dengan jelas suara gesekan di antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang sudah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Sarah. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Sarah sedikit teriak.
“Tante.. saya ingin keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Sarah.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sekalian mendesah.
“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku cukup keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar serta menyembur di kemaluan Tante Sarah.

“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Nyatanya suaminya yang sejak dari barusan cuma melihat sekarang sudah bangun serta melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau sudah membangkitkanku kau bisa tinggalkan kami saat ini,” tuturnya sambil memberi segepok uang padaku.

Saya selekasnya menggunakan pakaianku, serta mengambil langkah keluar. Tante Sarah mengantarkanku kepintu sekalian sambil menghadiahkanku satu kecupan kecil, tuturnya “Terima kasih yach.. saat ini giliran suamiku, sebab dia perlu lihat permainanku dengan orang lain sebelum dia mengerjakannya.”
“Terima kasih kembali, jika Tante perlu saya hubungi saya saja,” jawabku sekalian membalas kecupannya serta mengambil langkah keluar.

“Akh.. begitu beruntungnya saya bisa ‘order’ layani wanita seperti Tante Sarah,” pikirku senang. Nyatanya ada pula suami yang ikhlas mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk penuhi hasratnya.